Sunday, February 15, 2009

Tafsir Mimpi

Assalamualaikum....

Tafsir mimpi..Emm..bile sebut pasal mimpi..tentu kite sume penah mimpi..mimpi baik..mimpi buruk..

Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi itu ada tiga. Mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Allah. Mimpi yang menyedihkan berasal dari setan, dan mimpi yang datang dari obsesi seseorang. Jika salah seorang di antara kalian mimpi yang menyedihkan maka hendaklah dia bangun lalu shalat dan tidak menceritakannya pada orang lain.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi yang baik adalah dari Allah. Sedangkan mimpi yang menakutkan berasal dari setan. Barangsiapa mimpi yang tidak menyenangkan maka hendaklah dia meludah ke sebelah kirinya tiga kali dan berlindung diri kepada Allah dari setan, maka mimpi tersebut tidak akan membahayakannya”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

hadis di atas ni..kite boleh membuat sejumlah kesimpulan..

1. Mimpi boleh terjadi kerana suatu obsesi. Obsesi tersebut begitu kuat dalam ingatan kita sehingga muncul dalam mimpi. Misalnya, seorang pemuda yang terobsesi menikahi sesorang, terlalu sgt dia bermimpi menikah atau bertemu dengannya. Ini adalah mimpi yang bersifat fitriah atau alamiah.

2. Bermimpi yang baik. Mimpi ini datangnya dari Allah, kita wajib mensyukurinya dan boleh menceritakannya pada orang lain sebagai wujud rasa syukur.

3. Mimpi buruk atau menakutkan. Mimpi ini datangnya dari syaitan. Kita wajib berlindung diri pada Allah, bahkan kalau memungkinkan meludah tiga kali ke sebelah kiri dan jangan menceritakannya pada orang lain –kecuali kalau ingin mengetahui tafsir mimpi tersebut. Sebab kalau kita menceritakannya, syaitan akan merasa senang kalau gangguannya itu menjadi bahan pembicaraan manusia.

yg 3 ni hanye kesimpulan sj..bukan tafsiran ye...sbb ape..kang tesalah cakap pk sy tafsir lak..rami yg sekarg ni kite tgk org buat tafsiran tentang mimpi..kalau ade tafsiran berdasarkan hadis dan Al-Quran boleh la caye..kalau xde cmne??Boleh ke kite tafsir sendiri?

Mari kita becermin pada sejarah. Nabi Yusuf a.s. pernah mentafsirkan mimpi dua orang tahanan ketika ia dipenjara bersama mereka dan juga mimpi seorang Raja Mesir. Abu Bakar merupakan orang yang pandai mentafsir mimpi. Ini membuktikan bahwa mentafsir mimpi dibenarkan dalam ajaran Islam, namun kriteria seorang pentafsir mimpi sangat jauh dari mudah.

Seorang pentafsir mimpi haruslah orang yang jujur (shidiq), cerdas, cerdik, dan suci dari perbuatan keji. Ia harus mengerti tentang Kitab Allah dan sunah Rasulullah dan ia pun harus paham benar ilmu mentafsir mimpi. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Imam al-Gazali yang menyatakan bahwa fungsi roh sebagai penangkap isyarat Ilahi bagaikan cermin. Dia boleh memantulkan cahaya. Orang yang sidiq merupakan cermin yang paling bersih dan paling bening di mana cahayanya tidak terdistorsi sama sekali. Jadi, dia boleh menangkap isyarat tersebut.

Untuk menjadi seorang penafsir mimpi, ada beberapa etika yang harus diperhatikan, di antaranya adalah menggembirakan saudaranya ketika ia menceritakan mimpinya.tidak menyebarkan mimpi tersebut kerana itu merupakan amanah,tidak mentafsirkan dengan tergesa-gesa, jika tidak memungkinkan dirinya mentafsir mimpi tersebut, jangan ragu untuk melimpahkan kepada orang yang lebih tahu (berilmu) dan jangan merasa berat melakukannya, memperlakukan pelaku mimpi secara berbeza, maksudnya tidak mentafsirkn mimpi raja seperti mentafsirkan mimpi rakyat, sebab mimpi itu berbeza kerana perbezaan kondisi pelakunya dan sebagainya.

Sekarang ini terlalu banyak orang yang secara sembarangan mentafsir mimpi. Di antara alasan keberanian mereka adalah adalah
(1) lemahnya keimanan.
(2) lalai dari kehidupan akhirat.
(3) cinta kemayhuran.
(4) kurangnya ilmu.

Dari syarat-syarat yang dikemukakan di atas, tak heran jika ada sebagian masyarakat yang mengharamkan penafsiran mimpi kerana dikhawatirkan akan terjebak pada kemusyrikan. Pun dalam buku-buku tafsir mimpi, tidak disebutkan secara gamblang tafsiran tersebut. Dalam satu mimpi saja, seorang pentafsir boleh megartikan mimpi tersebut menjadi beberapa arti dan tidak ada jaminan mana yang benar. Bahkan mereka pun menganalogikan mimpi tersebut sebagai ramalan cuaca. Kita boleh mengantisipasi cuaca, namun tidak pasti kerana Allah yang menentukan.

Wallahu a’lam

1 comment:

Anonymous said...

Assalaamu 'alaikum... ikut lewat...